Sabtu, 01 Juli 2017

resume 3 berjudul "bimbingan dan konseling"

Hai sahabat blogger kali ini saya akan membahas tentang materi bimbingan konseling loo, oiya mumpung masih kondisi lebaran saya dan sekeluarga mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H bagi pembaca blogger muslim yang merayakannya dan Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin.

Bimbingan dan Konseling

bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan rencana masa depan yang lebih baik sedangkan Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun masyarakat.

Bimbingan dan Konseling adalah proses interaksi antara konselordengan konseli baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan permasalahan yang dialaminya. Bimbingan dan Konseling juga dapat didefinisikan sebagai upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya.
  Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :

·         Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
·         Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
·         Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
·         Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
·         Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang lebih luas.

·         Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

FUNGSI

a.       Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

  1. MANFAAT
a.       Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih bahagia, tenang dan nyaman karena bimbingan konseling tersebut membantu kita untuk menerima setiap sisi yang ada di dalam diri kita.
b.      Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat tingkat stress dan depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk mencari sumber stress tersebut serta dibantu pula mencari cara penyelesaian terbaik dari permasalahan yang belum terselesaikan itu.
c.       Bimbingan konseling membantu kita untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan orang lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang lain serta dapat berdamai dengan diri sendiri.
d.      Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena adanya bimbinga konseling.


 perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming),home room, dan karyawisata.
d.      Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.
e.       Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar 
lembaga pendidikan.

MANFAAT

a.       Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasa lebih bahagia, tenang dan nyaman karena bimbingan konseling tersebut membantu kita untuk menerima setiap sisi yang ada di dalam diri kita.
b.      Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkan menghilangkan tingkat tingkat stress dan depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk mencari sumber stress tersebut serta dibantu pula mencari cara penyelesaian terbaik dari permasalahan yang belum terselesaikan itu.
c.       Bimbingan konseling membantu kita untuk dapat memahami dan menerima diri sendiri dan orang lain sehingga akan meningkatkan hubungan yang efektif dengan orang lain serta dapat berdamai dengan diri sendiri.
d.      Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena adanya bimbinga konseling.



resume 2 yang berjudul "pedagogi dan andragogi"

Hai sahabat blogger kali ini saya akan membahas tentang materi pedagogi dan andragogi lo, oiya mumpung masih kondisi lebaran saya dan sekeluarga mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H bagi pembaca blogger muslim yang merayakannya dan Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin.
Pedagogi dan Andragogi

Pedagogi merupakan ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah tersebut merujuk pada pembelajaran atau gaya pembelajaran. Pedagogi juga merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Berhubung dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkam dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh murid dan guru. Salah satu contohnya adalah sokrates. Kata “pedagogi” berasal dari bahasa yunani kuno (paidagogeo) secara literal yang berarti “membimbing anak”. Di yunani kuno, kata paidagogeo atau pedagogi biasanya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan anak tuannya. Termasuk dalam menghantar anak sekolah atau tempat pengasuh, tempat latihan, dan membawakan perbekalan. Kata yang berhubungan pedagogi adalah pendidikan sekarang digunakan untuk merujuk keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan.
Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa yunani, yakni andra yang berarti orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Perdefinsi andragogi kemudian dirumuskan sebagai “suatu seni dan ilmu untuk membantu orang dewasa belajar”. Kata andragogi pertama kali digunakan oleh alexander kapp pada tahun 1883 untuk menjelaskan dan dirumuskan konsep-konsep dasar teori plato. Meskipun demikian, kapp tetap membedakan antara pengertian “social-pedagogy” lebih merupakan proses pendidikan pemulihan (remedial) bagi orang dewasa yang cacat. Adapun andragogi justru lebih merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang dewasa, cacat atau tidak cacat secara berkelanjutan.
Untuk memahami perbedaan antara pengertian pedagogi dengan pengertian pedagogi yang telah dikemukakan, harus dilihat terlebih dahulu empat perbedaan mendasar antara lain:
  1. Citra Diri
Citra diri sorang anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Pada saat anak itu menjadi dewasa, ia menjadi kian sadar dan merasa bahwa ia dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Perubahan dari citra ketergantungan kepada orang lain menjadi citra mandiri. Hal ini disebut sebagai pencapaian tingkat kematangan psikologis atau tahap masa dewasa. Dengan demikian, orang yang telah mencapai masa dewasa akan berkecil hati apabila diperlakukan sebagai anak-anak. Dalam masa dewasa ini, seseorang telah memiliki kemauan untuk mengarahkan diri sendiri untuk belajar. Dorongan hati untuk belajar terus berkembang dan seringkali justru berkembang sedemikian kuat untuk terus melanjutkan proses belajarnya tanpa batas. Implikasi dari keadaan tersebut adalah dalam hal hubungan antara guru dan murid. Pada proses andragogi, hubungan itu bersifat timbal balik dan saling membantu. Pada proses pedagogi, hubungan itu lebih ditentukan oleh guru dan bersifat mengarah.

2. Pengalaman

Orang dewasa dalam hidupnya mempunyai banyak pengalaman yang sangat beraneka. Pada anak-anak, pengalaman itu justru hal yang baru sama sekali.Anak-anak memang mengalami banyak hal, namun belum berlangsung sedemikian sering. Dalam pendekatan proses andragogi, pengalaman orang dewasa justru dianggap sebagai sumber belajar yang sangat kaya. Dalam pendekatan proses pedagogi, pengalaman itu justru dialihkan dari pihak guru ke pihak murid. Sebagian besar proses belajar dalam pendekatan pedagogi, karena itu, dilaksanakan dengan cara-cara komunikasi satu arah, seperti ; ceramah, penguasaan kemampuan membaca dan sebagainya. Pada proses andragogi, cara-cara yang ditempuh lebih bersifat diskusi kelompok, simulasi, permainan peran dan lain-lain. Dalam proses seperti itu, maka semua pengalaman peserta didik dapat didayagunakan sebagai sumber belajar.

3. Kesiapan Belajar

Perbedaan ketiga antara pedagogi dan andragogi adalah dalam hal pemilihan isi pelajaran. Dalam pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan. Dalam pendekatan andragogi, peserta didiklah yang memutuskan apa yang akan dipelajarinya berdasarkan kebutuhannya sendiri. Guru sebagai fasilitator.

4. Nirwana Waktu dan Arah Belajar

Pendidikan seringkali dipandang sebagai upaya mempersiapkan anak didik untuk masa depan. Dalam pendekatan andragogi, belajar dipandang sebagai suatu proses pemecahan masalah ketimbang sebagai proses pemberian mata pelajaran tertentu. Karena itu, andragogi merupakan suatu proses penemuan dan pemecahan masalah nyata pada masa kini. Arah pencapaiannya adalah penemuan suatu situasi yang lebih baik, suatu tujuan yang sengaja diciptakan, suatu pengalaman pribadi, suatu pengalaman kolektif atau suatu kemungkinan pengembangan berdasarkan kenyataan yang ada saat ini. Untuk menemukan "dimana kita sekarang" dan "kemana kita akan pergi", itulah pusat kegiatan dalam proses andragogi. Maka belajar dalam pendekatan andragogi adalah berarti "memecahkan masalah hari ini", sedangkan pada pendekatan pedagogi, belajar itu justru merupakan proses pengumpulan informasi yang sedang dipelajari yang akan digunakan suatu waktu kelak.

Langkah-langkah Pelaksanaan Andragogi


Langkah-langkah kegiatan dan pengorganisasian program pendidikan yang menggunakan asas-asas pendekatan andragogi, selalu melibatkan tujuh proses sebagai berikut :

1. Menciptakan iklim untuk belajar
2. Menyusun suatu bentuk perencanaan kegiatan secara bersama dan saling membantu
3. Menilai atau mengidentifikasikan minat, kebutuhan dan nilai-nilai
4. Merumuskan tujuan belajar
5. Merancang kegiatan belajar
6. Melaksanakan kegiatan belajar
7. Mengevaluasi hasil belajar (menilai kembali pemenuhan minat, kebutuhan dan pencapaian nilai-nilai.

Andragogi dapat disimpulkan sebagai :

1. Cara untuk belajar secara langsung dari pengalaman
2. Suatu proses pendidikan kembali yang dapat mengurangi konflik-konflik sosial, melalui kegiatan-kegiatan antar pribadi dalam kelompok belajar itu
3. Suatu proses belajar yang diarahkan sendiri, dimana kira secara terus menerus dapat menilai kembali kebutuhan belajar yang timbul dari tuntutan situasi yang selalu berubah.

Prinsip-prinsip Belajar untuk Orang Dewasa

1. Orang dewasa belajar dengan baik apabila dia secara penuh ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik bagi dia dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat dan praktis
4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik
5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya dalam waktu yang cukup
6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari warga belajar
7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.

 Karakteristik Warga Belajar Dewasa

1. Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat menentukan kehidupannya sendiri.
3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui
4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya
5. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan
6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya
7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya
8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal
10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalon hubungan dekat dengan teman baru.

 Karakteristik Pengajar Orang Dewasa

Seorang pengajar orang dewasa haruslah memenuhi persyaratan berikut :

1. Menjadi anggota dari kelompok yang diajar
2. Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar
3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan idealisme untuk kerjanya
4. Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain
5. Menyadari kelemahannya, tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan tahu bahwa di antara kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.
6. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya
7. Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan
8. Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang
9. Selalu optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang
10. Menyadari bahwa "perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim untuk belajar"
11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negatif fan pisitif.

Resume 1 setelah uts dengan judul "pengelolahan kelas"

Hai sahabat blogger kali ini saya akan membahas tentang materi pengelolahan kelas lo, oiya mumpung masih kondisi lebaran saya dan sekeluarga mengucapkan “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H bagi pembaca blogger muslim yang merayakannya dan Minal Aidin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin.

Pengelolahan Kelas

Dalam materi pengelolahan kelas ini saya akan menyampaikan tentang mengelolah kelas secara efektif, mendesain lingkungan fisik kelas, menciptakan lingkungan yang fositif untuk pembelajaran, menjadi komunikator yang baik, dan menghadapi perilaku murid atau peserta didik yang bermasalah.
Dalam lingkaran pendidikan, dikatakan bahwa tidak seorang pun memperhatikan menejemen kelas (classroom) yang baik kecuali kelas menjadi ruwet. Ketika kelas dikelolah dengan baik, kelas akan berfjalan dengan lancar dan murid akan aktif dalam pembelajaran. Ketika kelas dikelolah dengan buruk, kelas bisa menjadi kacau dan tidak menarik sebagai tempat belajar. Terus mengapa kita harus mengelolah (menejemen) kelas secara efektif?
Banyak kesamaan dalam isu menejemen untuk sekolah dasar dan sekolah menengah. Akan tetapi ada juga beberapa perbedaan terutama dalam pengelolahan kelas: guru SD sering menghadapi sekitar 20 sampai 25 murid yang sama sehari penuh, sedangkan guru sekolah menengah menghadapi 100 sampai 150 murid dalam 50 menit sehari. Kejemuan dan berinteraksi dengan orang yang sama sepanjang hari disekolah dasar dapat menimbulkan masalah. Guru sekolah menengah harus perpindah pelajaran dengan cepat. Mereka juga mungkin menghadapi lebih banyak masalah dan murid mereka mungkin juga punya masalah yang lebih parah dan sulit diubah. Masalah ini juga dapat lebih berat ketimbang masalah murid SD. Murid sekolah menengah mungkin menuntut penjelasan yang lebih mendalam dan logis dari aturan yang disiplin.
Doyle mendekripsikan ada enam karakter yang merefleksikan kompleksitas kelas dan potensi masalahnya: (1) Multi-dimensionalitas; (2) aktivitas simultan yang sedang berjalan; (3) kejadian yang sering terjadi dengan cepat; (4) kejadian yang sering tak terduga; (5) kurangnya privasi; (6) sejarah kelas.
Strategi yang baik untuk memulai kegiatan belajar mengajar adalah: (1) membangun ekspekstasi untuk perilaku dan menghilangkan ketidakpastian; (2) memastikan murid merasakan kesuksesan; (3) selalu siap dan dapat dijangkau; dan (4) selalu bertugas.
Tujuan dan strategi antara lain: (1) membantu murid lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak berorientasi tujuan (menjaga aktivitas tetap lancar, meminimalkan waktu transisi dan mengajak murid bertanggung jawab) dan (2) mencegah munculnya masalah.
Adapun desain lingkung positif fisik sekolah adalah:
  • Mengurangin kepadatan diarea yang menjadi tempat lalu lalang
  • Memastikan anda melihat semua murid dengan mudah
  • Materi yang harus disampaikan dipastikan mudah dipahami dengan murid dan mudah diakses
  • Memastikan agar semua murid dapat melihat presentase kelas.
Gaya penataan kelas antara lain gaya auditorium, tatap muka, offset, dan klaster (cluster). Gaya tersebut sangat penting untuk mempersosialisasikan kelas dan menjadi desainer envioremental yang mampu memahami apa aktivitas murid, menyusun rencana tata ruang, melibatkan murid dalam pendesainan, dan mengujicobakan tata letak dan mau bersikap fleksibel dalam mendesain ulang.
Agar menciptakan lingkungan kelas yang positif maka gunakanlah manajemen kelas otoritatif, bukan gaya otoriter atau permisif yang dilakukan. Gaya otoritatif adalah melakukan percakapan dengan murid dan membatasi perilaku murid jika dibutuhkan. Pengajaran otoritatif berhubungan dengan perilaku murid yang kompeten.
Beberapa pendekatan komunikasi yang baik bagi murid maupun guru antara lain dengan keahlian bicara yang efektif seorang guru bisa mengembangkan keahlian berbicara murid tersebut. Berbicara yang efektif didepan kelas dan murid harus menggunakan pesan yang jelas, menggunakan kata “saya”, bersikap asertif dan menghindari rintangan komuikasi verbal. Baik guru maupun murid harus mengetahui cara berbicara dan berpidato secara efektif. Jadilah pendengar yang aktif, mendengar yang aktif adalah ketika seorang memberi perhatian penuh kepada pembicara, fokus pada isi intelektual dan emosional dari pesan. Beberapa strategi mendengar aktif adalah: (1) memberi perhatian pada orang yang berbicara, seperti mempertahankan kontak mata; (2) parafrasa; (3) mensintesiskan tema dan pola; (4) memberi tanggapan secara kompeten.
Adapun pendekatan yang efektif dapat dipakai guru untuk mengatasi perilaku murid yang bermasalah antara lain dengan menggunakan interventasi, interventasi dapat dibagi menjadi interventasi minor atau moderat. Interventasi menggunakan isyarat nonverbal, memperatahankan laju aktivitas, mendekati murid, mengarahkan perilaku, memberikan intruksi yang diperlukan, menyuruh murid menghentikan suatu perilaku, dan memberi pilihan kepada murid. Interventasi moderat antara lain dengan mencabut privilese atau melarang murid melakukan aktivitas yang disenanginnya, membuat perjanjian behavioral, mengisolasi atau mengeluarkan murid dari kelas, dan memberikan hukuman. Strategi menejemen yang baik adalah menggunakan sumber daya pendukung. Sumber daya ini antara lain teman sebaya sebagai mediator, orang tua, kepala sekolah atau konseltor, dan mencari mentor untuk murid.